Rabu, 18 Agustus 2010

Proses ekstrak pewarna alami dari Kulit Mahoni

Ambil bagian dari kulit tanaman Mahoni yang hendak diekstrak, rendam dalam air dinginminimal 5 jam, selanjutnya potong menjadi bagian kecil-kecil kemudian rebus dalam air mendidih selama kurang lebih 1-2 jam (perbandingan bahan kulit Mahoni dan air adalah 1: 10)

misalnya kita mengambil 250 gr kulit Mahoni maka airnya adalah 2,5 liter direbus hingga air menjadi setengahnya / sperempat bagian. Setelah selesai air rebusan disaring dan setelah dingin air siap dijadikan bahan pewarna,dan dari hasil ekstraksi kulit Mahoni ini akan di dapat warna kain "Coklat".
(resep dasar ini bisa juga digunakan untuk eksperimen dengan berbagai bagian tanaman di sekitar kita). proses ini disebut Proses Ekstraksi.

Kain yang akan dicelup/diwarnai sebaiknya di rebus dulu dalam larutan Tawas (untuk kain katun ditambahkan Soda Abu dan suhu mendidih sedangkan untuk kain sutera sekitar 60 derajat) selama satu jam dan setelah itu dibiarkan dingin dan biarkan kain terendam semalaman dalam larutan (proses ini disebut Proses Mordanting)

kemudia kain yang telah di Mordanting dikeringkan kemudian dicelup pada larutan hasil ekstrak (dapat menggunakan suhu dingin ataupun panas)
setelah itu dilanjutkan Proses Fiksasi dalam larutan tunjung (ferosulfat) atau tawas atau kapur tohor ataupun senyawa yang mengandung unsur logam. Untuk membuat larutan fiksasi misalnya
Larutan tawas, kapur tohor ataupun tunjung dibuat dengan melarutkan 70 gram bahan dalam 1 liter air (resep ini bisa divariasikan), setelah mengendap diambil larutan beningnya kemudian baru digunakan untuk proses pemfiksasian. masing masing larutan fixer ini akan membangkitkan warna pada kain dengan arah warna yang berbeda-beda tawas cenderung lebih muda, kemudian kapur tohor agak tua, dan tunjung cenderung kearah gelap. beberapa eksperimen yang telah kami lakukan bahan dari daun cenderung mengarah ke kuning ( fiksasi tawas), kuning kecoklatan/kehijauan (fiksasi kapur tohor) dan hijau gelap (fiksasi tunjung).

Hasilnya umumnya lebih bagus pada kain sutera dibanding pada kain katun, dan beberapa pewarna alami bahkan tidak mampu mewarnai katun dengan baik.
Dengan kita memperkaya eksperimen untuk menggali sumber pewarna alami baru maka kita turut menyumbangkan pelestarian penggunaan warna alami. ( Mengingat tanaman penghasil pewarna alami seperti Tingi, Tegeran, Akar Mengkudu, dll sudah sulit ditemui di pasaran), oleh karena itu mari kita ekplorasi tanaman di sekitar kita.

Demikian sekilas proses pembuatan Pewarna Alami untuk Kain Batik Tulis dengan menggunakan Kulit Pohon Mahoni. semoga bermanfaat

2 komentar:

  1. Makasih infonya mbak.. sangat bermanfaat kebetulan saya lg ada mata kuliah serat alam dan bahan yg saya pakai sutra hand spun dan kulit mahoni... pas banget sm yg dijabarkan di post ini.. thankyou very muccch xx

    BalasHapus