Selasa, 05 Oktober 2010

Pasifisme di Hari Batik Nasional

2 Oktober
ada apa dengan hari ini?
adakah yang spesial?

2 Oktober adalah hari yang aku tunggu tunggu semenjak aku ngekos di Pulau Jawa, 4 bulan yg lalu.
hari dimana tidak akan aku jumpai di kampung halamanku, Sumatera.
karena hari ini adalah Hari Batik Nasional, aku pengen liat antusiasisme masyarakat disini menggunakan batik.

seperti yang kita ketahui Batik itu identik dengan pulau Jawa. Kenapa?
karena usut punya usut Batik itu lahir dan beranak pinak pertama kali di pulau Jawa.
Tapi hari ini tidak seperti yang aku bayangkan 4 bulan yang lalu.
Bagaimana tidak, ternyata pas di hari Batik Nasional, masyarakat disini tidak ada yang memakai batik.
seakan acuh tak acuh dengan kebudayaan sendiri.
dan dijalan saya sempat menanyakan ke beberapa orang,
hari apa 2 Oktober ini? sebanyak 9 dari 10 orang yang saya tanyakan, bahkan tidak tahu ada hari spesial apa pada tanggal 2 Oktober ini.

Dari Pernyataan saya diatas, timbullah pertanyaan dibenak saya.
Saya Asli Orang Melayu, Sumatra
tapi kenapa saya yang orang melayu ini senang memakai batik sedangkan masyarakat jawa disini enggan memakai batik yg notabene merupakan kebudayaan nenek moyang mereka ?
apakah pasifisme masyarakat di pulau jawa tentang kebudayaan mereka sudah meningkat ?
seakan acuh tak acuh dengan kebudayaannya sendiri ?

dan apakah rasa Keperdulian terhadap budaya mereka baru muncul,
Setelah Negara Tetangga mengklaim sebagian dari budaya masyakat jawa sebagai budaya mereka ?
Lalu dengan serentak masyarakat kita turun ke jalan, menyalahkan pemerintah dengan alasan pemerintah kurang sigap dan cepat dalam melindungi budaya mereka.
Padahal fakta dibalik layar yg sebenarnya adalah seharusnya masyarakat sendiri itulah yg harus melindungi budayanya masing masing, dgn pemerintah sebagai sarana dan prasarana nya.

Semoga Tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Pembaca dan kita semua
dan semoga dengan adanya tulisan ini bisa membuat rasa keperdulian terhadap budaya kita semakin tinggi.
Dan juga apa yg saya bayangkan 4 bulan yg lalu bisa terlaksana dengan semakin banyaknya masyarakat di pulau jawa memakai batik di Hari Batik Nasiona untuk tahun depan. Amien.

Berbicara Batik itu bukan cuma masalah 2 October yang harus berbatik. Seragam-seragam kantoran banyak yang menggunakan batik. Kondangan orang-orang lebih banyak yang berbatik daripada berjas. Rata-rata orang Indonesia setidaknya di Jawa memiliki Batik. Batik itu bukan melulu batik jawa,tetapi Batik Madura juga ada dan cukup bagus coraknya, dan lain nya.

Kalau 2 october yang merupakan hari Batik dan masyarakat tidak melakukannya secara istimewa bukan berarti masyarakat acuh, tapi belum ada yang menggerakannya,Mungkin !?

Tetapi kalau hanya mengandalkan Pemerintah saja, upaya untuk Pelestarian Batik maka tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
seharusnya Masyarakat itulah yg ikut andil dalam Pelestariannya.

Hari batik Nasional, mungkin penyelenggaraan dalam memperingati hari batik bukan memakai batik secara nasional pada hari itu saja, Tetapi mungkin lebih keajang Pameran Batik Nasional dari berbagai Daerah, kalau memakai batik secara kontinyu sepertinya dibeberapa perusahaan telah disarankan pada setiap hari jum'at berbatik ria dan secara otomotasi jikalau kondangan batiklah pakaian resminya

Dalam hal ini kami bisa memahami,
tetapi tidak bisa kah yang hanya dalam 1 hari didalam 1 tahun ini,untuk bisa kita memanfaatkan sebaik baiknya ?

Pastinya bisa wong sudah ada penetapan harinya tinggal di instruksikan saja dengan kata-kata wajib "mengenakan Batik" , inikan jaman modern jadi sangat mudah dalam mengkomunikasikan ke seluruh lapisan Masyarakat Nusantara ini.

Ada atau tidak ada "Hari Batik" Nasional,
Batik tetap Cantik....
Pakailah batik !! Dengan berpakaian Batik Anda akan merasakan sebuah kebanggaan...
jangan pernah ragu mengenakan warisan unik leluhur bangsa ini
karena sudah ada upaya bangsa lain untuk mengklaimnya sebagai 'milik' mereka.... ini menandakan Bahwa sesungguhnya Berbatik itu adalah cerminan Perilaku Masyarakat Modern yang Berbudi Luhur.

Presentasi & Sosialisasi Batik Tulis Canting100 di Semarang,3 Oktober 2010.

Dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional,Kami Batik Tulis canting100 tidak Ketinggalan juga untuk turut serta mensosialisasikan sekaligus Mempresentasikan Product Batik Tulis Hand made nya di acara Halal Bihalal KPMI-Semarang yang berlangsung di Resto Putar Menara Masjid Agung-Semarang.
Dan mengutip apa yang disampaikan Ibu Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, mengajak masyarakat memperingati hari batik nasional setiap 2 Oktober dengan minimal sehari memakai batik.

"Saya mengajak masyarakat khusus pada 2 Oktober memakai batik," kata Menteri Jero Wacik di Jakarta, Jumat (1/10).

Ia mengatakan, setahun silam pada tanggal,2 Oktober 2009 Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

Oleh karena sulitnya untuk mendapatkan pengakuan itu, Menteri Wacik mengajak masyarakat untuk memelihara kebiasaan memakai batik untuk mempertahankan eksistensi batik di tanah air.

"Rajin-rajinlah memakai batik, minimal setahun sekali dan kalau bisa setiap hari sebab kalau bukan kita siapa lagi," katanya.

Menurut dia, batik sebagian besar diproduksi oleh industri kecil sehingga bila semakin sering masyarakat memakai batik sama artinya menghidupkan usaha kecil menengah.

Pihaknya selalu mendorong batik agar juga selalu dipentaskan dalam berbagai acara peragaan mode (event fashion show) baik di dalam maupun di luar negeri.

Menteri menyatakan menyambut baik kebijakan banyak institusi yang mewajibkan seragam batik kepada para pegawainya.

Namun, ia mengingatkan kebijakan tersebut jangan sampai memberatkan masyarakat.

"Jangan sampai membebani, apalagi batik kan ada kelas-kelasnya dari yang murah meriah sampai yang mahal," katanya.

Saat ini sudah tiga warisan budaya khas Indonesia yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia yakni batik, keris, dan wayang.

"Dari ketiganya, saya paling merasa percaya diri dengan batik karena sudah bisa diterima oleh masyarakat kita dengan sangat baik. Sedangkan dua lainnya masih perlu sosialisasi yang lebih," katanya.

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.


Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Macam-macam batik Indonesia

Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.

Di bawah ini merupakan sebagian dari macam-macam batik yang terdapat di Indonesia :

Batik Kraton

Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Batik Sudagaran

Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Batik Petani

Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

Batik Belanda

Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.

Batik Jawa Hokokai

Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.

Contoh Motif beberapa Batik di Tiap Daerah di Indonesia

Batik Yogyakarta (Kasultanan) :

Secara umum kain batik jogja mempunyai ciri-ciri dari warna kain itu sendiri.
Dari berbagai macam motif kain batik di tanah air, atau bahkan dari penjuru dunia, batik jogja mempunyai ciri khas dari warna kain dasar, untuk membuat kain batik itu sendiri.
Batik jogja menggunakan kain putih dengan corak hitam. Salah satu contoh adalah batik grompol diatas.

Batik Yogyakarta (Kasultanan):


Batik Solo/Surakarta (Kasunanan)
Kain batik yang bermotif Solo/Surakarta juga mempunyai ciri khas yang membedakanya dengan kain batik dari Yogya. Kain batik Solo berwarna kuning dengan corak tanpa putih.

Batik Solo/Surakarta (Kasunanan):


Batik Banyumas:


Batik Purwokerto:



Batik Pekalongan:


Batik Madura:


Batik Lampung:


Batik Kalimantan:


Batik Toraja:


Batik Bali:


Batik Papua:


Sumber :
Whooila! - Ensiklopedia Fakta Unik dan Aneh

Jumat, 01 Oktober 2010

2 Oktober HARI BATIK NASIONAL !!

Presiden Republik Indonesia Bpk Susilo Bambang Yudhoyono dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Hal ini berdasarkan penetapan UNESCO dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah ( Fourth Session of The Intergovernmental Committee ) tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi tanggal 2 Oktober 2009. Batik Indonesia diakui sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia ( Representatif List of Intangible Cultural Heritage of Humanity). Pengakuan internasional secara resmi terhadap Batik Indonesia tersebut mampu meningkatkan citra positif dan martabat bangsa di forum internasional serta menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap budaya Indonesia.

Tanggal 2 Oktober yang telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasinal tersebut menjadi pendorong meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan Batik Indonesia.

Kesadaran tersebut dapat diwujudkan dalam peningkatan dan dukungan terhadap pelaku usaha di bidang Batik yang mayoritas UKM atau industri kecil. Dan diharapkan Masyarakat akan selalu memakai Batik dalam acara-acara resmi atau pada salah satu hari kerja.

Pencanangan Hari Batik Nasional, kata SBY, karena UNESCO, salah satu badan dunia di PBB telah mengukuhkan Batik berasal dari Indonesia. "Dengan pengukuhan ini diharap polemik asal muasal Batik bisa diakhiri," bebernya.

Beberapa waktu lalu, Batik diklaim oleh Malaysia sebagai produk negeri Jiran. Spontan klaim itu menyulut kemarahan warga Indonesia. Polemik pun berlangsung cukup lama. "Saya sengaja memakai Batik supaya orang tahu bahwa hari ini,Tgl.2 Oktober sudah dicanangkan sebagai "Hari Batik Nasional". Agar orang tidak ribut lagi tentang asal Batik itu dari mana, apakah dari Indonesia, Malaysia, atau Afrika. Kadang ada pertengkaran dan keributan," cetusnya.

Menurut SBY, dengan pengakuan UNESCO, keributan tentang negara mana pemilik Batik yang sah, tentu jawabannya adalah Indonesia. "Kita patut bersyukur karena setelah mempelajari usulan Indonesia, barulah UNESCO menetapkan Batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Kalau sudah ditetapkan sebagai warisan dunia, maka mari kita lestarikan bahwa Batik adalah milik Indonesia sebagai Kekayaan Budaya Anak Bangsa," pungkasnya.

Untuk ini kami Keluarga Besar Rumah Produksi Batik Tulis dengan Pewarna Alam Canting100-Bedono,Ambarawa, mengucapkan :

"Selamat Hari Batik Nasional! Kenakan batik Tulis terbaik Anda, kemanapun Anda melangkah hari in"
Bagi yang belum memiliki atau sekedar mau menambah koleksi nya bisa berkunjung ke tempat kami.

Salam Sukses Selalu !
http://batiktuliscanting100.blogspot.com